Keluarga Kelas Menegah pun sangat berdampak pada COVID-19
cerita dibalik covid 19
Pernah merasakan begini juga..
Tinggal di rumah lumayan terlihat bagus di surabaya, tapi ya sebenernya kamipun sedang kesulitan.
Tapi ada saja pertolongan Allah.
Salah satunya tukang sayur..
Biasanya kami belanja banyak tapi lama kami tak belanja, kalo belanja pun paling tempe ato tahu.
Ibu tukang sayur bertanya : ko lama ga belanja mba? Trus ko belanjanya ini2 aja? Biasanya banyak..
Akhirnya saya bilang, lagi belum ada rejeki bu ( sambil tersipu malu). Dan ibu tukang sayur langganan kami memaksa kami ambil ikan2, ayam dan lain2 yang di butuhkan, saya sungguh menangis dalam hati, masyaAllah beliau terlihat lebih susah dari pada saya, tp beliau ringan sekali membantu dengan mempersilahkan kami mengambil daganganya dengan di bayar kapan2..
Ayo sudah mba ambil saja, saya yakin mba bisa bayar.. Alhamdulillah kami sudah tidak ada hutang dengan beliau ketika kami akan pindah. semoga Allah menerima amalan beliau dan memudahkan segala urusan beliau dan keluarganya.. Aamiin.
Belum tentu yg terlihat enak itu enak beneran hidupnya, dan belum tentu orang yang terlihat susah itu bener2 susah ato tidak mampu.
Orang itu sawang sinawang.
Ya Allah semoga di kuatkan yang sedang kesulitan semua nya..
Di berikan tambah iman kepadamu ya Allah.
Semoga wabah ini segera di angkat ya Allah.
Mohon ampun kami padaMu ya Allah..
***********************
KAUM MENENGAH KE BAWAH JUGA MENJERIT MESKI SEBENARNYA TIDAK MEMINTA TAPI MEREKA JUGA MEMBUTUHKAN.
PENYALURAN BANSOS HENDAKNYA MELIHAT FAKTA DILAPANGAN SECARA REAL,
Bisa jadi rumah bagus ternyata masih kontrak, atau rumah bagus tapi penghasilan pas pasan.
Secara simultan, banyak orang fokus membantu mereka kaum menengah ke bawah ini.
Bahkan, beberapa hari lalu aku berkunjung ke pemukiman pemulung dan tukang sampah. Mereka lagi pada santai dengerin musik dangdut sambil makan biskuit kaleng mahal. Saat sembako kukasih, ternyata dibalik pintu ada beberapa paket sembako juga (kisah dari seseorang)
"Ini dari mesjid itu...yang ini dari mushola sana...ini dari yayasan anu.." begitu penjelasan mereka,
Mungkin karena mau Ramadhan juga, banyak mesjid/yayasan mengadakan acara santunan.
Lalu, aku memutar otak, aku ingin titipan sembako temanku ini sampai pada tangan yang tepat, yang benar-benar membutuhkan, yang saat ini sedang getir akibat kehilangan/berkurangnya pendapatan.
Dan luar biasa...banyaaaaaak banget mereka yang kukira baik-baik saja, dengan menekan harga diri, memberanikan meminta. Aku tau, kalo bukan karena terdesak, gak mungkin mereka seperti itu.
Ini contohnya yaa...kuedit sedemikian rupa untuk menghargai privasi mereka, karena aku harus menjaga rahasia, aku tulis ini sebagai pengingat, bahwa bisa jadi lhoo tetangga atau teman ngaji kita atau teman sesama wali murid yang sedang kesulitan. Jadi kita harus lebih peka,
"Aku dan suami gak dagang lagi mba. Semua kantin sekolah dan kantin kantor2 yang kuisi kue-kue buatanku tutup. Ada 10 sekolah yang rutin kuisi. Ada 8 kantin kantor. Semua tutup. Warung-warung juga sepi. Aku masih tetap bikin kalo ada orderan dari tetangga, tapi sepuluh persennya juga gak ada dibanding biasa. " kata ibu itu.
Cerita lainnya datang dari seseorang yang suaminya bekerja disebuah perusahaan yang sampai saat ini gajinya belum juga cair. Jika dilihat rumahnya cukup bagus dan milik sendiri, tapi siapa sangka sekilo beras pun beliau tidak punya untuk makannya hari itu.
Secara umum, mereka terlihat baik-baik saja. Tapi justru paling terdampak secara ekonomi. Mana listrik untuk kaum menangah ini (daya 1300) konon katanya gak ada subsidi sama sekali, karena dianggap orang mampu. Rata-rata anak mereka bersekolah di swasta, yang bayarannya tentu saja tetap jalan meski anak belajar dari rumah.
Kaum menengah bisa dibilang jarang terperhatikan. Kalo ada apa-apa, pastilah yang ekonomi di bawah rata-rata dulu yang didahulukan. Sebagian mereka jarang sekali mengeluh soal ekonomi, tapi bisa jadi mereka juga kesulitan saat pendemi ini.
Jadi kepada siapapun tim2 penggalang donasi bantuan musibah ini untuk lebih diperhatikan keadaan di lapangan. Jangan hanya karna melihat rumah jadi urung memberi bantuan. Karna saat ini semua kalangan terdampak ekonominya. Terkhusus mereka kelas menengah kebawah.
#Copassss
Comments
Post a Comment